Penelitian Efektifitas Blended Learning pada Pendidikan Tinggi, Hantarkan Johan M. Kerta Raih Gelar Doctor Research in Management BINUS UNIVERSITY

Pendidikan dan Internet, menurut John Chamber, CEO Cisco System Inc., adalah dua equalizer yang sangat berpengaruh dalam dekade terakhir ini. Dengan Internet, perilaku orang dalam bekerja, belajar, bermain atau bersosialisasi sudah berubah. Orang lebih suka berinteraksi melalui media online seperti chatting, social media, dan blog atau mikroblog seperti twitter dan lainnya. Demikian juga dalam belajar, istilah yang sering kita dengar dalam pembelajaran dengan internet adalah e-learning, online learning, atau Internet learning.

Penggunaan teknologi seperti Internet terlihat dapat membantu dalam penyampaian pembelajaran beserta konten nya, dan hal tersebut sepertinya dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruangan atau tempat pada pembelajaran konvensional tatap muka. Namun tidak semua penerapan teknologi seperti ini semerta-merta dapat menyelesaikan masalah tersebut, melainkan bagaimana proses, pengelolaan dan strategi penyajian pembelajaran agar memiliki dampak yang signifikan terhadap mutu pembelajaran itu sendiri.

Suatu strategi pengembangan model pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran online dan konvensional atau tatap muka yang biasa disebut sebagai blended learning, diharapkan dapat membantu perguruan tinggi yang belum menerapkan teknologi e-learning secara luas sehingga kesempatan mendapatkan pendidikan yang bermutu dapat dirasakan juga oleh para siswa atau mahasiswa di perguruan tinggi.

Dengan dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka Johan melakukan penelitian dengan disertasi berjudul “Efektifitas Blended Learning Pada Pendidikan Tinggi Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model Studi Kasus Perguruan Tinggi Swasta Di Jakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan perguruan tinggi dalam menerapkan model pembelajaran secara online dan offline yang disebut sebagai Blended Learning tersebut.

Hasil penelitian Johan ini menunjukkan bahwa efektifitas model blended learning bagi perguruan tinggi perlu memperhatikan peran organizational atau managerial dan teknologi untuk memanfaatkan blended learning yang sesuai, sedangkan faktor individual dan educational masih belum terlihat perannya dalam pemanfaatan blended learning.

“Dengan penelitian ini kita bisa memberikan wawasan kepada perguruan tinggi bahwa, leadership dalam perguruan tinggi harus mampu mengarahkan perguruan tinggi dalam menerapkan blended learning,” jelas Johan. (MEL)